Kemasan kertas menawarkan berbagai manfaat lingkungan jika dibandingkan dengan plastik, menjadikannya pilihan populer bagi bisnis dan konsumen yang ingin mengurangi jejak ekologis mereka. Dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap sampah plastik dan dampaknya terhadap ekosistem, peralihan ke kemasan kertas ramah lingkungan merupakan elemen kunci dalam mendorong pelestarian lingkungan.
1. Daya hancur secara biologis dan Komposabilitas
Salah satu keuntungan lingkungan yang paling signifikan dari kemasan kertas adalah sifat biodegradasinya. Berbeda dengan plastik, yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, kertas terurai secara alami dalam beberapa minggu hingga bulan. Hal ini mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah dan lautan, dimana plastik berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan.
Banyak jenis kemasan kertas, terutama yang terbuat dari kertas yang tidak dilapisi atau diolah, juga dapat dibuat kompos. Artinya, bahan-bahan tersebut dapat ditambahkan ke tumpukan kompos, terurai menjadi bahan organik yang menyuburkan tanah, sehingga semakin mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Degradasi kertas yang cepat mengurangi tekanan pada sistem pengelolaan sampah dan meminimalkan kemungkinan merugikan satwa liar, yang sering kali menelan atau terjerat sampah plastik.
2. Sumber Daya Terbarukan
Kertas berasal dari pepohonan, merupakan sumber daya terbarukan yang dapat dikelola secara berkelanjutan melalui praktik kehutanan yang bertanggung jawab. Berbeda dengan plastik, yang biasanya dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, kertas berasal dari sumber yang dapat diisi ulang secara alami. Hal ini menjadikan kemasan kertas menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan dalam hal sumber bahan baku.
Banyak produsen kemasan kertas menggunakan kayu dari hutan bersertifikat dimana pohon-pohonnya ditanam kembali setelah dipanen, untuk memastikan ekosistem hutan tetap utuh. Selain itu, meningkatnya penggunaan kertas daur ulang semakin mengurangi permintaan kayu murni dan menurunkan konsumsi energi yang terkait dengan produksi kertas.
3. Mengurangi Jejak Karbon
Proses produksi kemasan kertas umumnya memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan plastik. Meskipun kedua bahan tersebut membutuhkan energi untuk diproduksi, produksi plastik sangat bergantung pada bahan bakar fosil, sehingga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi. Ekstraksi, penyulingan, dan transportasi minyak bumi semuanya menambah dampak buruk plastik terhadap lingkungan.
Di sisi lain, produksi kertas, terutama yang menggunakan serat daur ulang, cenderung mengonsumsi lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit emisi karbon. Kemajuan dalam teknik manufaktur, termasuk penggunaan sumber energi terbarukan di pabrik kertas, telah semakin mengurangi jejak karbon pada kemasan kertas. Memilih kemasan kertas membantu mengurangi dampak keseluruhan terhadap perubahan iklim dengan mendukung metode produksi yang lebih hemat energi.
4. Daur ulang
Kertas adalah salah satu bahan yang paling banyak didaur ulang, dan banyak komunitas yang mempunyai program daur ulang yang kuat untuk produk kertas. Mendaur ulang kemasan kertas membantu menghemat sumber daya, mengurangi limbah, dan menurunkan permintaan akan kertas murni. Jika disortir dan diproses dengan benar, kertas dapat didaur ulang berkali-kali, menjadi produk kemasan baru atau barang berbahan kertas lainnya.
Sebaliknya, daur ulang plastik seringkali kurang efisien dan lebih kompleks karena beragamnya jenis plastik dan kontaminasi yang dapat terjadi selama proses daur ulang. Bahkan ketika didaur ulang, plastik sering kali mengalami penurunan kualitas, sehingga membatasi jumlah penggunaan kembali. Sebaliknya, kertas tetap dapat didaur ulang untuk jangka waktu yang lebih lama, sehingga menjadikannya pilihan yang lebih berkelanjutan.
5. Pengurangan Mikroplastik
Kemasan plastik berkontribusi terhadap meningkatnya masalah polusi mikroplastik. Seiring waktu, produk plastik terurai menjadi partikel kecil yang disebut mikroplastik, yang sulit dihilangkan dari lingkungan dan dapat berbahaya bagi satwa liar dan bahkan manusia. Mikroplastik telah ditemukan di lautan, sungai, tanah, dan bahkan udara yang kita hirup, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem dan kesehatan.
Kemasan kertas tidak menimbulkan risiko ini. Karena terurai secara alami, kertas terurai menjadi bahan organik tanpa meninggalkan pecahan mikro yang berbahaya. Dengan beralih ke kemasan kertas, dunia usaha dan konsumen dapat membantu mengurangi akumulasi mikroplastik di lingkungan, sehingga berkontribusi terhadap ekosistem yang lebih bersih dan bumi yang lebih sehat.
6. Fleksibilitas dalam Desain Berkelanjutan
Kemasan kertas menawarkan keserbagunaan dalam hal desain, yang selanjutnya dapat meningkatkan keberlanjutannya. Banyak jenis kemasan kertas yang dapat dibuat dari bahan daur ulang, sehingga mengurangi kebutuhan akan sumber daya alam. Selain itu, inovasi seperti tinta berbahan dasar air dan pelapis yang dapat terbiodegradasi memungkinkan perusahaan menciptakan kemasan yang menarik dan fungsional tanpa mengorbankan keramahan lingkungan.
Merek juga dapat mendesain kemasan kertas menjadi ringan namun kokoh, mengurangi jumlah bahan yang digunakan namun tetap memberikan perlindungan bagi produk. Pengurangan penggunaan material ini tidak hanya meminimalkan limbah namun juga menurunkan biaya transportasi dan emisi, karena kemasan yang lebih ringan mengurangi konsumsi bahan bakar selama pengiriman.